Assalamualaikum wr.wb.. akhi wa ukhti fillah, Selamat Datang Di Blog Lingkar Siswa Khatulistiwa... Save Our Young Generation

Selamat Datang Di Blog LPSI-LSK

Assalamualaikum..... sobat semuanya dimanapun berada......
Selamat datang di blog Lingkar Siswa Khatulistiwa.
Organisasi ini berawal dari Forum Lingkar Siswa (FLS) yang bergerak menyentuh pembinaan moral pelajar sekolah menengah atas (SMA & Sederajat) di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Sekarang FLS yang telah berkembang berganti nama menjadi Lembaga Pembinaan Siswa Islam Lingkar Siswa Khatulistiwa (LPSI-LSK) hadir di tengah-tengah insan pendidikan guna mempersiapkan generasi terbaik menjawab tuntutan perubahan dan perkembangan jaman menuju masa depan. ck.ck.ck
lembaga ini mempunyai motto: Save Our Young Generation!


Galang Dana Pelajar Untuk Prestasi Masa Depan :
Transfer via Rekening
a.n. Dewi Sukmawati QQ LPSI-LSK
BSM No. 0257051281


Untuk Keterangan Lebih Lanjut
hub. : 08125782632

Dokumentasi Kegiatan LSK

Kamis, 11 Juni 2009

Terbiasa…,Menggurita…,Hingga Mati Rasa…

By : Diana Sari



Ikhwah fillah pernah mendengar tentang cerita pangeran kodok rebus? Belum? baiklah akan saya ceritakan…
Pada suatu hari di negeri antah berantah, seorang anak kecil yang sangat aktif menemukan seekor kodok yang dalam penglihatannya sangat lucu dan menggemaskan. Lalu dengan sukacita, kodok itu dibawanya pulang dan dimasukkannya dalam sebuah ember yang berisi air. Keesokan harinya, ketika adik perempuan anak kecil ini bermain masak-masakan dan bermaksud merebus sayur, sang anak kecil tadi “menitipkan” kodok kesayangannya ke dalam air rebusan yang sedang mendidih tadi. Apa yang terjadi? Tentu saja pangeran kodok tadi protes dan langsung melompat keluar dari panci rebusan karena suhu panas yang tiba-tiba menyengat kulitnya (ya iyalah..namanya juga pangeran..kulitnya kan sensitive). Dengan susah payah anak kecil ini menangkap kodoknya dan mengembalikannya ke ember semula. Sang pangeran kodok berfikir bahwa ia tidak boleh lagi merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Maka ia menyusun strategi untuk melarikan diri. Pagi-pagi sekali saat yang lain belum terbangun, ia mencoba melompat dengan kekuatan penuh dan…plek!!berhasil mendarat ke tanah dengan selamat. Kemudian ia mencari tempat yang menurutnya aman untuk berlindung. Akhirnya ia menemukan sebuah wadah yang berisi air tak jauh dari situ. Tanpa ragu, ia masuk ke dalam wadah tersebut dan melanjutkan tidurnya yang belum tuntas
Beberapa jam kemudian, saat matahari sudah mulai mengintip dengan malu-malu, dan burung2 terbangun dari peraduannya, begitu juga dengan anak2 kecil yang sudah mulai menyusun rencana amal yauminya. Termasuk adik perempuan si anak kecil. Dia bermaksud melanjutkan menu masakannya yang tertunda kemaren. Panci rebusan sayurannya yang tergeletak di halaman belakang rumahnya segera diambilnya dan di letakkan diatas tumpukan api unggun, dia berharap bisa segera menyelesaikan menu masakannya hari ini. Tanpa dia ketahui ternyata panci rebusannya adalah tempat sang pangeran kodok bersembunyi. Perlahan tapi pasti, air di dalam panci tersebut menjadi panas dan akhirnya mendidih. Sang pangeran kodok tidak menyadari perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan pada air tempat dia berada. Dia tetap menikmati perasaan bebasnya. Hingga saat tubuhnya sudah tidak sanggup lagi, akhirnya ia tersadar, bahwa air yang sekarang sedang dipakainya untuk berendah telah panas mendidih. Tapi terlambat!!! Sang pangeran kodok telah sangat tak berdaya untuk keluar dari panci tadi, dan…menemui kematiannya dengan sukses

Ikhwah fillah, cerita diatas hanya rekaan semata dari sebuah imajinasi yang kadang menggila, yang muncul karena terpicu kata-kata yang tercipta dengan tiba-tiba: “terbiasa, menggurita, hingga mati rasa.”
Apa kaitannya dengan kita sehari-hari? Saya merasa bahwa cerita si pangeran kodok itu mungkin sedang terjadi pada diri kita (tepatnya saya!). terkadang saat ada yang secara frontal berusaha merenggut akidah kita, atau prinsip yang kita yakini, secara refleks kita pasti langsung bereaksi dan melawan (setidaknya menghindar dengan segera). Kita bisa lihat saudara-saudara kita di negeri-negeri yang dijajah kaum kafir, Palestina misalnya; bukankah disana dapat kita temui sebuah keadaan dimana semangat dan ruh yang sangat besar untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri bangsa serta agama?karena musuh-musuh disana nyata dan terang-terangan.
Sangat kontras dengan keadaan negeri-negeri muslim yang aman, tentram, gemah, ripah,lojinawi seperti Indonesia. Kita kadang merasa baik-baik saja dengan keadaan yang kita hadapi sekarang. Padahal, siapa yang bisa memastikan bahwa kita tidak seperti dalam posisi sang pangeran kodok? Tenang beristirahat, merasa bergembira, padahal kita sedang berada dalam kondisi yang tidak baik
Apa hubungannya dengan tema diatas; terbiasa, menggurita, hingga mati rasa ? baiklah…akan saya coba jelaskan. Pernahkah kita merasa kesulitan keluar dari suatu keadaan yang kita senangi, padahal kita sadar bahwa keadaan itu tidak baik untuk kita, atau setidaknya tidak membawa manfaat apapun untuk kita?
Tanyakanlah kepada games maniac, bagaimana rasanya melepaskan diri dari keasyikan bermain games. Pasti menyakitkan dan perlu energi besar untuk keluar dari kebiasaan itu. Walaupun tubuh lelah, mata mengantuk, perut lapar dan ada pekerjaan lain yang lebih penting untuk dikerjakan, tetapi karena kebiasaan yang menggurita, tetap saja pilihannya adalah main games.
Tanyakanlah kepada orang yang terbiasa merokok; walaupun hampir dapat dipastikan bahwa ia tahu kalau : “merokok dapat menyebabkan kematian, serangan jantung,…dll” serta dapat membuat kantong kempes, pilihannya tetap pada : Lanjutkan!!! Karena semua syaraf di tubuhnya sudah mati rasa untuk bisa menerima nasehat itu
Tanyakanlah kepada orang yang terbiasa bermalas-malasan, maka ketika ada sebuah pekerjaan yang ringan sekalipun, dia akan merasa bahwa itu pekerjaan yang luar biasa sulit.
Lalu, apa yang harus ku tanyakan pada diri? Kebiasaan buruk yang sering kulakukan akhir-akhir ini yang tanpa sadar itu membuatku semakin terbiasa dan menikmatinya?…ya..aku terbiasa…semakin menggurita…hingga mati rasa (kebanyakan bercanda dan ngenet kurasa, walaupun ada tugas kantor dan paper yang harus segera dikejar, tetap aja nge-net)…Rabb, bimbing kami semua ke jalan yang benar.

(ditulis hanya untuk memastikan apakah saya masuk dalam big fat lier? Dan jawabannya ; yes, I am!)

Read More ..

Senin, 08 Juni 2009

Kita dan Pak Tua

Oleh : Lisa Listiana (manajer Divisi Program LSK)



Alkisah seorang pak tua yang eksis di suatu zaman di negeri antah berantah. Ia sangat sukaaa sekali dengan salah seorang pahlawan. Saking sukanya, pak tua itu pun meniru sedetil-detilnya sosok pahlawan yang diidolakannya itu. Ia mencoba berpakaian seperti sang pahlawan, dari raut, gaya rambut, bahkan janggut, semuanya Ia ikut, tak satupun luput.

Nah, suatu hari, kerajaan pun mengadakan sebuah acara penghargaan khusus untuk para pahlawan. Sang raja memerintahkan siapapun, termasuk rakyat jelata dan hamba sahaya, tak ketinggalan para prajuritnya, untuk menominasikan orang-orang yang mereka anggap patut untuk diberikan penghargaan.
Sampai pada akhir masa pencarian untuk orang-orang yang akan dinominasikan, sang Raja teringat akan seorang pahlawan, yang kebetulan adalah orang yang sama yang diidolakan oleh pak tua tadi. Apa yang terjadi?


Para prajurit akhirnya mendatangi sang raja dengan membawa seseorang yang miriiip sekali dengan pahlawan yang dicari itu. Pak tua pun merasa senang karena berhasil meyakinkan orang-orang bahwa dia memang mirip dengan pahlawan itu sampai-sampai orang mengira dialah sang pahlawan yang dicari-cari raja.
Namun sang Raja tidak begitu saja percaya. Ia menguji pak tua itu dengan berbagai pertanyaan dan tes.

Dan terkuaklah kenyataan, bahwa pak tua itu hanyalah orang biasa yang berusaha menjadi semirip mungkin dengan tokoh yang diidolakannya. Bagaimanakah perasaan sang raja?
Dia maaaaarrah besar! Dia pun menghukum pak tua itu karena berani-beraninya meniru sang pahlawan tanpa mengatakan yang sebenarnya bahwa dia hanyalah rakyat jelata. Raja murka bukan karena pak tua itu mengidolakan sang pahlawan, tapi Ia marah, karena pak tua itu tidak jujur.

Pelajaran yang bisa diambil adalah.. satu poin penting dalam proses hijrah kita. Kebanyakan dari kita adalah pak tua itu, yang terfokus untuk menghiasi diri dengan aktifitas-aktifitas lahiriah. Kita mungkin sudah berjilbab sempurna, lebar, dan bersahaja. Atau yang ikhwan, sudah berjanggut, isbal, dengan tanda sujud yang terlukis indah didahinya. Tilawah habis berjus-jus, sholat tidak pernah ketinggalan, Dhuha tidak pernah absen, puasa sehari buka sehari, bahkan tiap malam berhasil bangun lebih dulu dari pada cicak-cicak yang menempel didinding..
Tapi..
Sudahkah kita evaluasi, seberapa membekas itu semua dalam diri kita? Sudahkah itu semua memberikan pengaruh dalam dakwah kita, kampus kah atau sekolah..
Coba lihat hati kita, adakah Raja' dan Khauf disana? Ketika bergaul dengan partner dakwah kita, ketika berinteraksi dengan objek dakwah kita, ketika menjalankan semuuuua amanah kita..
Jangan-jangan, kita adalah pak tua itu, yang menghiasi diri kita dengan atribut-atribut dakwah, dari atas sampai bawah, dan kita pun terkejut, ketika menghadap Allah, Allah murka karena kita tidak jujur .. Allah pun membenamkan kita ke dalam api yang membara.

Orang yang shiddiq adalah orang yang sibuk dengan batiniahnya walaupun Ia tidak meninggalkan proses lahiriahnya. Orang yang shiddiq adalah orang yang berusaha sampai titik penghabisan, yang ada dipikirannya adalah mendaki dan terus mendaki, ia ingin diakhir hidupnya, ia berada dititik pendakian yang tertinggi. Dan ia sadar, bahwa ia tidak boleh merasa sudah meraih titik tertinggi, karena saat itulah ia akan terjatuh dari proses mendakinya.

Read More ..

Sabtu, 06 Juni 2009

Menulis gaya Big Fat Liar

Oleh : Kanada Kurniawan (Manajer Divisi PSDM LSK)



Stop, jangan tanya mengapa judulnya aneh sangat hehehe ^_^
Tahukah kamu suatu ciri yang pasti dimiliki oleh seorang muslim? Oke baiklah, memang banyak sih ciri seorang muslim, tapi maksud saya adalah ciri khas gitu lho, yang jika seorang muslim ngga memiliki ciri ini maka ke-muslim-annya bisa diragukan. Apa hayo?
Kalo ditransliterasi dari bahasa inggris maka jadinya adalah “onist” namun dalam bahasa kita adalah jujur. Wih jangan terkejut ya, memang bener banget kalo seseorang yang ngga memiliki sifat jujur dalam dirinya maka ia ngga bakal masuk golongan orang Islam. Nah udah tau kan kenapa judul artikelnya kek gitu?
Dubrak, masih blom tau juga?
Baiklah saya akan coba bersabar hehehe
Big Fat Layer adalah sebuah film yang di satu sisi bercerita tentang seorang lelaki berukuran kecil (baca : bocah) yang memiliki kemampuan berbohong luar biasa hingga mempu memanipulasi banyak hal. Namun disisi lain juga menceritakan betapa pentingnya sebuah kejujuran dan perjuangan untuk menghargainya.
Nah dari sini kita akan coba menerapkannya dalam trik menulis. Yaitu menulis dengan jujur. Memang terlihat sederhana, namun terkadang jadi sedikit menggoda untuk diabaikan. Kemampuan untuk menulis dengan jujur akan memberikan ruh pada setiap tulisan yang dihasilkan. Menjadikannya semakin bermakna mungkin dikarenakan keberkahan di dalamnya. Ini terkait erat dengan kemampuan seseorang menilai dirinya sendiri dan juga memberikan penghargaan terhadap diri pribadi. Dan tentu tidak diragukan akan berujung pada keimanan yang sangat mendasar seperti yang telah disampaikan sebelumnya.
Pernah membaca sebuah artikel yang ngga berasa? Nah bisa jadi tu artikel ditulis dengan setengah hati, ditulis dengan sembarangan atau malah ada sedikit ketidak jujuran di dalamnya. Ingatlah ketidak jujuran bak nila yang mencampuri susu. Ia akan merusaknya. So buat para menulis muslim mesti pandai pandai jaga diri dalam hal menuangkan makna dalam tulisan. Karena menurut pengalaman pribadi nih, adaaaaa aja godaan pada sudut sudut tertentu dalam tulisan untuk memberikan sedikit bumbu menyedap hehehe. Tapi percaya deh sedikit kekurangan dalam tulisan ngga akan jadi lebih baik jika dibumbui dengan ketidakjujuran, wokeh?
Emang sih ada istilah Deklarasi Kebodohan dalam seni menulis yang biasa terjadi pada penulis pemula seperti saya ini hehehe. Hal ini terjadi memang karena dangkalnya ilmu si penulis. Tapi menurut saya pribadi nyang seperti ini ngga boleh bikin kita surut semangat. Justru mestinya dijadiin pembelajaran, gitu toh? Bikin kita semakin giat menulis, semakin giat belajar agar ngga terus terusan bikin Deklarasi Kebodohan.
Jika kita menulis dengan jujur, maka tidak ada alasan untuk malu. Jika kita telah melakukan yang terbaik maka bukankah itu akan jadi hal yang bermanfaat untuk banyak orang? So ayo tingkatkan semangat menulismu dan berkaryalah untuk dirimu kemudian untuk orang lain.
Oke deh segini dulu, jangan terlalu panjang ntar males bacanya. ^_^
Pesan buat pengurus LSK : Sape nang tak ngirim tulisan di blog ni pokoknye tak diajak rihlah agi hehehehe (Cuma bercanda, tapi bisa juga jadi serius)

Read More ..

Jumat, 01 Mei 2009

Seribu Nasehat

Oleh : Kanada Kurniawan (Manajer Divisi PSDM LSK)


Selesai sholat magrib di masjid, saya langsung pulang ke rumah. Udara yang panas semakin bikin pengen cepat mandi karena udah telat banget. Tapi begitu memasuki ruang keluarga terdengar suara musik yang saya tau pasti berasal dari televisi yang tetap menyala selama jam sholat magrib, tanda umy lupa matiin TV. Sepertinya acara musik, karena terdengar suara orang yang lagi nyanyi. Sekilas tertangk

ap oleh telinga bait liriknya yang berbunyi :
Ribuan nasehat bla.. bla… bla… gitu deh

Nangkepnya cuma satu baris aja hehe, tapi yang jelas yang nyanyiin lagu si Opi Andaresa. Nah sejenak saya jadi menunda untuk mandi karena terfikir beberapa hal tentang bait yang barusan.


Sungguh beruntung jika ada orang yang dapet ribuan nasehat dari orang-orang di sekelilingnya. Andaikan saya bisa jadi orang seperti itu mungkin akan jadi sangat bahagia. Bayangin aja jika ia dapet seribu nasehat, berarti paling ngga orang tersebut punya 333 orang yang peduli terdapat dirinya dan kepedulian itu diwujudkan dengan usaha untuk membantu minimal berupa nasehat, ya ngga? Kenapa 333 orang? Karena saya fikir satu orang ngga akan ngasi nasehat lebih dari tiga kali. Nah beruntung banget kan punya 333 orang yang perhatian?

Pertanyaannya, berapa banyak kita dinasehati oleh orang di sekitar kita ? 1000, 100, 10, 1 orang atau malah ngga ada?

Saya hari ini baru dapet dua nasehat dari dua orang berbeda. Sungguh bahagia rasanya dinasehati. Ya mungkin karna nasehatnya ngga bikin bete juga sih hehehe, karena disampein dengan cara yang baik. Terlepas dari semua itu, saya jadi terfikir gimana ya supaya orang ngga segan atau enggan nasehati kita.

Menurut pengalaman orang akan ogah nasehati kita kalo kitanya ngga nerima nasehat dengan lapang dada. So biar banyak mendapat nasehat sebaiknya kita belajar untuk dengerin nasehat apapun yang disampein walau terasa pahit. Ya walaupun mungkin rada susah tersenyum kalo nasehatnya pahit, minimal kita ngga nunjukin rasa ngga seneng ma nasehat itu.

Lalu kita juga bisa mengucapin terimakasih yang disampein dari hati yang paliiiiing dalem kalo ada orang yang nasehati kita. Nah yang ini, bahkan bisa bikin orang yang nasehati kita tersenyum. Selain kita dapet nasehat, kita juga bisa bikin orang yang nasehati kita tersenyum, wah bagus banget kan? Ucapan terimakasih memang dahsyat.

Kemudian jika ternyata nasehat yang diberikan kepada kita mampu menjadi solusi atas masalah yang kita hadapi, kita juga bisa mengucapkan terimakasih yang kedua kalinya kepada si pemberi nasehat. Ini bakal bikin ikatan hati yang semakiiiiiin kuat antara kita dan pemberi nasehat.

Dan kita juga bisa lho meminta nasehat dari orang lain. Dari pengalaman pribadi, ternyata semakin banyak nasehat semakin bikin fikiran kita terbuka tentang banyak hal. Walaupun nasehat itu disampein oleh orang yang tak disangka sangka. Bahkan justru biasanya kita bakal denger hal hal yang baru tentang diri kita jika kita minta nasehat dari semakin nbanyak orang. Tapi ingat, siapin aja saringan tuk nasehat-nasehat itu karena blum tentu juga semua nasehat itu bagus buat diterapin.

Efek sampingnya, kita bisa dinilai rendah hati hehehe. Tapi ingat ya itu bukan tujuannya, ntar malah ngga ikhlas bro.

Dan terakhir tentunya kita juga mesti blajar ngasi nasehat yang baik baik buat banyak orang. nasehat yang ngga bikin bete, nasehat yang bikin kita tersenyum nasehat yang nyejukin hati dan yang pasti adalah nasehat yang benar bukan yang ngasal aja.

Nah mudah mudahan dengan ini semua, semakin banyak orang yang rajin ngasi nasehat buat kita dan itu berarti semakin banyak yang perhatian ma kita. Wokeh

Segini dulu ya, semoga aja tulisan ini bermanfaat.

Read More ..

Selasa, 28 April 2009

MENGURAI BENANG MASALAH

by : didi_ghifar@yahoo.com





“Pussiiinnggg!!!!!” Beberapa waktu lalu sms dengan bunyi seperti ini saya kirimkan buat seseorang yang kebetulan menanyakan suatu masalah disaat yang tidak tepat (hayoo..siape ye yang ngerase), mungkin kita sangat sering mengalami kejadian seperti tadi. Merasa tertekan dengan banyaknya amanah yang harus diselesaikan, waktu yang terbatas, dan hadirnya “ganguang-gangguan” baru yang menambah mumet kepala, sekecil apapun gangguan itu. Hasilnya ? sebuah reaksi yang sebenarnya tidak harus diselesaikan secara tidak realistis dan tidak pada tempatnya (maksudnya kita yang punya masalah, orang lain yang terkena imbas nya). Karena mungkin penyebab masalahnya tidaklah serumit apa yang kita pikirkan. Hanya saja kita tidak menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya.
Masalah ? siapa yang tidak pernah punya masalah…? Semua orang pasti pernah merasakannya, dan…umumnya kita merasa masalah yang kita hadapi adalah yang paling berat dibandingkan dengan masalah orang lain. Dramatisasi masalah inilah yang kadang menimbulkan masalah baru
Saya teringat dengan sebuah pelatihan yang saya ikuti sewaktu masih kuliah dulu. Saat itu peserta dibagi dalam kelompok2 kecil yang terdiri dari 4 – 7 orang, dan diberikan sebuah gulungan benang wol yang sudah dibuat kusut sebelumnya. Setiap kelompok diberi tugas untuk mengurai kekusutan benang itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (proklamasi x…). Walhasil, semuanya sukses! ada yang sukses memecahkan misteri gulungan benang, dan ada yang sukses membuat gulungan benang itu makin kusut

Setelah beberapa tahun berlalu, saya mendapatkan ilmu baru dari pengalaman tadi (duh…lemot amat ya belajarnya), begini kira-kira yang saya tangkap :
1. Saat pertama kali kita punya masalah, besar ataupun kecil, usahakan kita tahu penyebab/sumber nya (kalau dalam kamus “per benang an”, bahasanya ujung pangkal ). Semua masalah pasti ada penyebabnya. Semakin cepat kita mengetahui sumbernya, semakin mudah kita mengurai benang itu.
2. Temukan “simpul-simpul keruwetan”.
Gulungan benang ibarat kehidupan kita. Dan simpul-simpul kusut itu ibarat masalah. Tak semua sisi kehidupan kita terdiri dari simpul-simpul masalah. Simpul itu mungkin hanya beberapa. Tapi karena kita tak jeli melihatnya, kita anggap bahwa satu gulungan itu masalah semuanya.
3. Buat list permasalahan.
Tuangkan semua permasalahan yang sedang kita hadapi dalam point2 singkat. Setelah dihitung, kemungkinan besar masalah itu jumlahnya tidak terlalu banyak. Hanya saja bagi beberapa orang (terutama kaum hawa), sering terjadi sinetronisasi masalah (ini lebih panjang episodenya daripada dramatisasi). Akibatnya masalah yang sebenarnya gak banyak, gak ribet, dan gak penting untuk dipikirkan jadi panjaaaang…dan lamaaaa…
4. Temukan team yang tepat untuk membantu menyelesaikan masalah. Tak semua masalah harus ditanggung sendiri, begitu pun sebaliknya. Tak semua masalah harus dibagi dan diceritakan kepada orang lain. Tergantung kebutuhannya. Jika memang masalah itu dapat diselesaikan dengan lebih baik jika ditangani oleh lebih dari satu orang, temukan orang yang tepat untuk membantu menguraikannya, jangan justru sebaliknya orang tersebut malah membuat gulungan benang tersebut makin kusut
5. Masalah = hadiah
Banyak orang yang menafsirkan mencoba menafsirkan fungsi dari masalah ; ahli manajemen mengatakan bahwa masalah dapat melatih seseorang memanajemen waktu dan diri mereka; para motivator mengatakan masalah dapat membuat seseorang memiliki kepribadian dan semangat yang lebih baik, dan Allah punya bahasa indah untuk kita :

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?.dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(Q.S. Alam Nasyrah : 5-6)

Ikhwah fillah…kita pasti sadar betul bahwa masalah adalah sarana yang sangat efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika kita terbuai dengan kenikmatan yang tanpa henti yang diberikan Allah pada kita, perlahan tapi pasti terkadang kita semakin menjauhkan diri pada Allah. Mungkin Allah cemburu pada sikap kita. Karena itulah Allah memberikan kita masalah. Sebagai hadiah pada hamba-Nya yang lupa. Supaya ibadah kita bisa lebih khusyuk, agar doa kita tulus keluar dari hati, agar tak ada lagi hantu-hantu yang menjelma menjadi Tuhan dalam diri.
Di beberapa riwayat diceritakan bahwa para shalafus shalihin banyak yang bersedih hati ketika dirinya tak kunjung mendapatkan masalah atau ujian dari Allah. Mereka berfikir, “apakah Allah sudah tidak sayang lagi pada ku, sehingga tidak memberiku masalah ??’
Jadi tak perlu risau dengan masalah. Karena itu adalah hadiah. Semakin besar masalah artinya semakin besar kepercayaan dan sayang Allah pada orang tersebut. Setiap satu kesulitan yang Allah berikan, ada 2 kemudahan sebagai Imbalannya. Skenerio yang luar biasa bukan? Iyalah…siapa dulu yang membuat… Allah gitu loh…

Well, udahan ya. Mau belajar menjelang mid ntar malam. Semoga teman2 tetap semangat sesulit apapun tantangan yang ada didepan. Yakinlah bahwa masalah itu adalah sebuah sunatullah. Orang2 di luar sana juga pasti memilikinya. Tetapi bagi orang yang diberi Allah hidayah, masalah itu akan terasa indah, Insya Allah…amin ya Rabbal A`lamin (duh…jadi malu karena gak pernah diberi masalah berat sama Allah )

Read More ..

Selasa, 31 Maret 2009

SAVE OUR BODY !!!

By : Diana Sari (Staff LSK yang Paling Menginspirasi)



Assalamu`alaikum ikhwah fillah…..senang bisa menyapa antum semua. Pernah dengar kata2 ini sebelumnya? ”SAVE OUR BODY”. Mungkin gak se popular kata-kata save our planet atau save our young generation (ini kata2 paling popular di LSK). Wajar aja kalo gak tau. Bukan berarti antum gak gaul. Tapi emang baru mau dipopulerkan sekarang
Ada apa dengan our body? Kenapa harus diselamatkan ? sepertinya biasa-biasa aja ya. Masih bisa “dipake” buat kerja rodi sehari semalam.ane punya beberapa alasan untuk mengangkat tema ini :
1. Coba deh sekali-kali kita melakukan uji kesehatan sederhana untuk mengetes tingkat kesehatan kita. Misalnya : ukur denyut nadi dipergelangan tangan kita. Kalo kondisi tubuh kita lagi fit, nadi nya berdenyut 60-80 x per menit

2. 70% tubuh kita terdiri dari cairan (udah tau dong iklannya), nah bayangkan kalo cairan yang seharusnya jumlahnya segitu ditubuh, tak bisa terpenuhi hanya karena kita malas minum. Lalu tubuh dapat cairannya dari mana coba? Pinjam dari tetangga? Kekurangan cairan inilah yang ternyata dapat menimbulkan banyak penyakit baru disebabkan ketidakseimbangan ditubuh kita.

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
Q.S. Al-Mulk : 3

Berapa banyak sebaiknya kita minum AIR PUTIH setiap hari ? (air putih loh…pelarut. Bukan air yang ditambah zat terlarut seperti teh, susu, es mamang, dll) menurut ahli kesehatan (bukan ane loh), kebutuhan air putih dapat diukur dari berat badan kita. Rumusnya : berat badan x 0,05 liter air. Misalnya berat badan kita 50 kg, maka air putih yang harus diminum minimal 2,5 liter/hari

3. Jujur aja deh…dalam sebulan ini berapa kali kita mengeluhkan sakit? Sepertinya ane akhir-akhir ini sangat sering mendengar banyak yang “bertumbangan”… padahal saat sedang sakit, sebenarnya “our body” sedang mengirim sms pada kita. Gini kira-kira bunyinya: “friend, please dong perhatiin juga gue, jangan dipake aja terus”.
4. Menjaga kesehatan adalah bagian dari ikhtiar kita, seperti doa yang minimal 17 x kita lantunkan pada Allah : “Ihdinassirathal mustaqim, tunjukilah kami jalan yang lurus”. Menurut ane, menjaga milik/ciptaan Allah, yaitu tubuh ini adalah bagian dari hidayah yang Allah berikan pada kita., yaitu jalan yang lurus (benar) yang dikehendaki Allah. Benar penggunaannya, benar pemanfaatannya. Sehingga ketika suatu saat nanti ketika kita ditanya Allah, kita punya jawaban yang benar atas semua fasilitas yang Allah titipkan untuk kita saat ini
5. Seberapa banyak kita mengikuti pola makan rasulullah???? Let`s check it out;

pola hidup sehat Rasulullah yang digambarkan oleh Prof. Dr. Mustofa Romadhon berdasarkan berbagai riwayat yang bisa dipercaya, adalah sebagai berikut :
• Beliau bangun sebelum subuh untuk Qiymul lail, sehingga asupan awal ke tubuh beliau adalah udara sepertiga malam terakhir. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara pada waktu ini sangat kaya akan oksigen, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh, yang berpengaruh terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya sehari penuh. Itulah sebabnya orang yang yang memulai aktivitas dengan bangun subuh, biasanya menjalani hari dengan penuh semangat dan optimis.
• Di pagi hari, Beliau menggunakan siwak untuk kesehatan mulut dan giginya. Siwak mengandung fluor alami yang sangat bermanfaat untuk kesehatan gigi dan gusi. Saat ini, ekstrak siwak dapat kita temui dalam pasta gigi, sehingga mudah untuk kita gunakan
• Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin dicampur sesendok madu asli yang luar biasa khasiatnya. Dalam Al-Quran, madu merupakan syifaa(obat) isim nakhiroh(menyeluruh) atas berbagai penyakit. Madu juga mengandung mikronutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
• Masuk waktu dhuha(pagi menjelang siang), Rasulullah senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah pernah bersabda, “ Barang siapa makan tujuh butir kurma, maka akan terlindung dari racun”.
• Menjelang sore hari, menu Rasulullah adalah cuka dan minyak zaitun yang dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya, diantaranya : mencegah lemah tulang, mencegah kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol, melancarkan perncernaan, dll.
• Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran mengandung zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.
• Setelah makan, Beliau tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas dahulu sehingga makanan yang dikonsumsi masuk ke lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Rasulu pernah bersabda, “cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan sholat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras” (HR. Abu Nu’aim dari Aisyah r.a)
• Beberapa jenis makanan yang disukai Rasulullah tetapi Beliau tidak rutin mengkonsumsinya antara lain : tsarid (campuran roti daging dengan kuah air masak), buah yaqthin (labu air), buah anggur, dan hilbah (susu).
• Rasulullah sering menyempatkan diri berolahraga, terkadang sambil bermain dengan anak dan cucunya. Olahraga diakui oleh para pakar kesehatan sangat bermanfaat bagi tubuh
• Rasulullah tidak menganjurkan umatnya untuk bergadang. Beliau tidak menyukai berbincang dan makan sesudah waktu isya. Beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Karena istirahat yang cukup, seperti tidur yang merupakan hak tubuh, dibutuhkan oleh tubuh.
• Inti pola konsumsi Rasulullah adalah menghindari isrof (berlebihan) dalam makan dan minum. Beliau tidak pernah melakukan idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang). Prof. Dr. Musthofa menekankan bahwa assyab’u (kenyang) bukanlah al imtila’ (memenuhi perut dengan makanan. Kenyang yang sebenarnya adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya sesuai dengan proporsi dan ukurannya
• Berdasarkan riwayat, Aisyah r.a. pernah mengatakan, “ Dahulu Rasulullah saw tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”. Penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya makanan dalam perut telah melahirkan bermacam penyakit. Untuk itu, sangat penting bagi kita dalam mengkombinasikan makanan (food combining) dengan baik.
Gimana ikhwah fillah ??? sudahkah kita mencoba resep Rasulullah? tawaran hidup sehat ala Rasulullah diatas sebenarnya bukan alternative loh. Tapi solusi utama yang seharusnya jadi referensi pertama kita. Kalo antum baca cerita kaum yahudi dalam membuat pola makan mereka, sebagian besar mereka mengikuti pola Rasulullah loh, dan kita? So… selamat datang air putih, madu, sayur. Say good by to bakso ^-^ .(Wallahu`alam bi showab)

Read More ..

Sabtu, 28 Maret 2009

Rujukan – Tempat Bertanya Dan Berbagi

Oleh : Kanada Kurniawan (Manajer Divisi PSDM LSK)

Bismillahirrohmaanirrohiim.
Kemarin dalam rapat divisi SDM ada suatu topik yang menarik, yaitu tentang rujukan. Kita bukan bicara rujukan dalam bentuk buku atau literatur, dan bukan pula surat rujukan rumah sakit tentunya. Rujukan yang dimaksud adalah suatu tahap kepribadian seorang. Yaitu ketika orang orang disekitar kita, tak perduli baik itu keluarga, sahabat, rekan kerja maupun teman kuliah, memberikan kepercayaan kepada kita sebagai tempat bertanya, tempat berbagi (baca: curhat), tempat meminta pertolongan untuk menyelesaikan masalah mereka.
Trus emangnya kenapa? Emang penting?
Yah lumayan pentinglah…
Tapi bisa jadi penting banget, tergantung cara kita memandangnya. Mungkin kita udah pada hapal julukan julukan yang disandang oleh Nabi Muhammad. Salah satunya adalah Al Amin. Nah bicara tentang julukan beliau ini, maka kita juga akan bicara tentang perkara rujukan. Karena apa? …..
Tentu karena gelar Al Amin ini diberikan kepada beliau, salah satunya disebabkan beliau mampu menjadi rujukan oleh banyak orang. Beliau dipercaya menyelesaikan berbagai masalah. Beliau pun telah mampu menjadi teladan utama dikalangan bani Quraisy bahkan sebelum Islam datang.
Maka dari itu, sebagai pengikut beliau, kita harus “ngikutin” juga kan sunah yang satu ini. Paling ngga kita berusahalah untuk jadi seperti beliau. Kita harus berusaha menjadi tempat bertanya untuk banyak orang.
Oke, oke, tapi caranya gimana?
Nah, untuk jadi tempat bertanya bagi banyak orang tentulah kita harus memiliki pengetahuan yang lebih banyak dari orang lain. So teruslah menimba ilmu, perbanyak membaca dan mendengar nasehat serta mengambil hikmah dari setiap kejadian. Agar Allah mencurahkan ilmu-Nya kepada kita.
Kemudian
Dalam rangka untuk menjadi rujukan kita juga mesti belajar banyak mengenai menjaga kepercayaan. Kita mesti pandai-pandai menjaga lisan, karena biasanya kepercayaan akan timbul kepada seseorang jika orang tersebut cakap menjaga lisan, bagus tutur katanya, tidak menyinggung bahkan mampu membuat kita merasa nyaman berdiskusi dengannya.
Dan yang utama adalah jangan suka ngegosip. Kalau bahasa Islamnya Ghibah yaitu kita membicarakan seseorang, yang apabila orang itu mendengarnya maka ia membenci pembicaraan tersebut. Terlepas pembicaraan kita itu bener apa engga yah. Jika benar maka namanya ghibah, tapi kalo salah bisa jadi fitnah lo.
Kemudian kebiasaan untuk mendengar keluh kesah orang lain juga jadi hal yang diperhitungkan. Karena pada sebagian orang, membagi masalah aja sudah cukup jadi obat yang mujarab untuk mengurangi beban masalah yang ditanggungnya. Bahkan tanpa memperoleh solusi sedikitpun dari kita. Maka dari itu sebagian besar problem solver memiliki kemampuan mendengar (dalam arti luas) yang sangat baik.
Dan terakhir adalah tempat meminta pertolongan. Eit jangan salah sangka dulu, yang namanya meminta pertolongan tetep aja sama Yang Maha Penolong, Penguasa Semesta Raya bukan ama manusia.
Tapi yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan kita menebar rahmat Allah dengan cara memberikan pertolongan untuk orang lain.
Iya deh, tapi tetep aja susah
Iya memang sebagian orang menganggap memberi pertolongan itu susah tapi mana ada sih jalan menuju kebaikan yang mudah hehehe. Karena itu perlu membiasakan diri melakukannya. Mulai dengan hal kecil seperti bersedekah dan selalu berusaha berwajah ceria jika bertemu sahabat.
Tahap selanjutnya, tergantung tahapan pembiasaan ini. Jika kita sudah terbiasa, ya udah deh semuanya jadi terasa semakin ringan setiap harinya.
Biar ngga susah susah evaluasi, coba deh jawab beberapa pertanyaan ini :
1. Seberapa sering orang tuamu menanyakan pendapatmu sebelum membuat keputusan penting dalam keluarga ?
2. Seberapa sering orang lain berbagi rahasia pribadinya atau bahkan aibnya kepadamu ?
3. Seberapa sering kamu dengan kesadaran yang tinggi mencoba membantu menyelesaikan orang lain?
Nah mungkin itu aja sih beberapa hikmah yang dapat dipetik hari ini. Semoga aja dengan membacanya kita dapat mengambil manfaat yang banyak ya. Sekian dulu
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Read More ..